Seorang gadis berparas cantik berusia 16 tahun beranjak dari tempat tidurnya. Pagi itu Alya bersiap-siap dan bergegas untuk berangkat ke sekolah. Alya yang duduk di bangku kelas 2 SMA memiliki sahabat yang bernama Elvira dan Nadia. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMP.
Alya adalah anak dari seorang loper koran yang setiap harinya ia harus membantu keluarga untuk mencari uang agar Alya bisa tetap melanjutkan sekolahnya. Kehidupan keluarganya sangat sederhana mengingat penghasilan dari orangtuanya yang pas-pasan. Di sekolahnya Alya dikenal sebagai siswa yang rajin dan pandai.
Pada hari Jum’at, OSIS mengadakan pengumpulan dana, dimana Alya sebagai bendahara yang bertugas untuk menyimpan uang hasil sumbangan tersebut. Dana yang terkumpul berasal dari guru, siswa dan donatur. Dana itu akan disumbangkan kepada korban bencana alam yang terjadi di salah satu daerah terpencil. Siang itu dana yang terkumpul sebesar Rp31.541.000.
Siang itu diruang OSIS Alya dan pengurus OSIS lainnya sedang berkumpul dan berbincang-bincang satu sama lain.
“Alya, sudah kamu simpan dana sumbangan itu?” tanya Taufik sang ketua OSIS. “Sudah aku simpan baik-baik di tas ku, hari senin rencananya dana itu akan kita berikan kepada warga korban bencana alam,”jawab Alya. “Alya kenapa tidak kamu simpan di koperasi sekolah saja agar uang itu aman?” sambung Sandra dengan wajah yang jutek. “Iya Sandra, inginnya aku juga begitu, tetapi guru pembina bilang tidak perlu karena pada hari senin dana ini akan langsung kita serahkan,”ujar alya dengan ramah.
Tidak lama kemudian lonceng sekolah pun berbunyi, saat itu juga Alya dan teman-temannya segera bergegas ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Terkecuali Sandra yang tersisa di ruangan OSIS, karena Sandra sedang menyelesaikan susunan acara untuk acara ulang tahunnya yang akan diadakan hari sabtu malam.
Dengan tergesa-gesa Alya masuk ke ruangan kelasnya, dan tanpa sadar dia lupa membawa tas nya. Tidak lama kemudian Alya pun kembali bergegas menuju ruang OSIS untuk mengambil tas nya. Ketika sampai diruang OSIS Alya melihat Sandra yang masih sibuk dengan susunan acara ulang tahunnya. “Sandra, kenapa kamu tidak masuk ke ruang kelas?” tanya Alya. “Sebentar, aku sedang menyiapkan dulu susunan acara untuk ulang tahunku besok,” jawab Sandra dengan ketus. “ Ohh.. begitu,yasudah aku ke kelas dulu yah ,” ujar Alya. Alya pun langsung bergegas untuk kembali ke kelas.
Kegiatan sekolahpun berlangsung, dan 3 jam kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Sepulang sekolah Alya bertemu dengan Taufik.
“Alya, jangan lupa ya hari Senin kita akan serahkan dana itu kepada korban bencana alam,” ujar Taufik. “Iya Fik aku sudah tau,” jawab Alya. Tidak lama mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Sembari menunggu sahabatnya Elvira dan Nadia, Alya mengecek kembali uang hasil sumbangan itu.
Ketika alya membuka dan mencoba melihat kembali ternyata uang itu hilang, tidak tersisa sepeserpun. Dengan wajah yang terkejut Alya berkata “Ya ampun, kemana uang hasil sumbangan itu? Kenapa bisa tidak ada di dalam sini?“ dengan wajah kebingungan Alya pun terus memeriksa isi yang ada di dalam tas sekolahnya. Tidak lama kemudian kedua sahabatnya pun datang dan langsung menghampiri Alya.
“Alya kenapa kamu terlihat kebingungan? Ada apa?” tanya Elvira.
“Iya! Ada apa Alya? Ceritakan pada kami, mungkin saja kami bisa membantumu,” seru Nadia.
Dengan wajah kebingungan Alya menjawab “Ohh…tidak ada apa-apa kok, aku kira kotak pensilku ketinggalan di ruang kelas”. Alya sengaja tidak memberi tahu sahabatnya, karena Alya tidak ingin membuat mereka khawatir.
“Ohh...ku kira kamu kenapa” ujar Nadia.
Tidak lama kemudian merekapun pulang. Sesampainya di rumah, Alya terus memeriksa dan mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tas nya, sebab Alya yakin tadi siang uang itu ia simpan baik-baik di dalam tas sekolahnya. Dalam pikirannya Alya terus bertanya-tanya, kenapa uang itu bisa hilang? Kemana aku harus mencarinya?
Hari pun berlalu. Dengan pikiran dan wajah yang masih kebingungan Alya berangkat ke sekolah bersama dua sahabatnya itu. Diperjalanan menuju sekolah Elvira dan Nadia terus melihat wajah Alya yang masih tampak kebingungan. Dengan saling sikut Elvira bertanya, “Kenapa ya Nadia ?dari kemarin wajah Alya terlihat sedang kebingungan”. “Iya aku juga heran melihat wajah Alya, kenapa kita tidak bertanya kepadanya?” tanya Nadia. “ Hmmm..boleh deh! kalau begitu nanti sepulang sekolah kita tanya saja” jawab Elvira sambil jalan.
Tidak lama kemudian mereka tiba di sekolah dan mengikuti kegiatan pelajaran. Waktu berlalu dengan cepat nya, hingga bel istirahatpun berbunyi. Seluruh siswa segera beristirahat termasuk Alya, Elvira dan Nadia. Semua siswa menuju kantin sekolah, mereka memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan saling berbicara sembari menikmati makanan dan jajanan yang ada di kantin.
Ketika Alya, Elvira dan Nadia sedang beristirahat dan bersenda gurau bersama, tiba-tiba Sandra datang dengan membawa kertas-kertas kecil di tangannya. Sandra pun membagikan kertas-kertas kecil itu kepada teman-temanya termasuk Alya dan kedua sahabatnya.
“Hei! Ini buat kalian, datang ya ke pesta ulang tahun ku,“ ujar Sandra dengan wajah yang sombong.
“Iya kami usakan datang ya” jawab Alya.
“Alya memangnya kamu akan datang ke pesta ulang tahunnya Sandra?” tanya Elvira dengan wajahnya yang berkerut.
“Entahlah teman, aku juga belum tau. Aku lagi bingung,” jawab Alya.
“Bingung kenapa Alya?” sambung Nadia.
“Tidak apa-apa kok!” jawab Alya.
“Aku heran dengan kamu Alya, dari kemarin aku lihat kamu seperti kebingungan” celetuk Nadia.
“Iya Alya! Kami berdua heran melihat sikap dan tingkah laku kamu yang tidak seperti biasanya” sambung Elvira.
“Sebenarnya ada apa Alya? Ceritakan kepada kami. Barangkali kami bisa membantumu” cakap Elvira dan Nadia. Dengan segan Alya akhirnya menceritakan masalah yang sedang ia alami kepada kedua sahabatnya. Tidak lama kemudian Alya mengajak kedua sahabatnya itu untuk duduk di taman sekolah. Dengan perlahan Alya mulai menceritakan masalah yang sedang dialaminya. Sontak kedua sahabatnya kaget mendengar kalau dana sumbangan itu hilang.
“Kok bisa sih Alya uang itu hilang? Apa kamu pakai dana sumbangan itu?” celetuk Nadia dengan wajahnya yang polos.
“Huss.. jangan bicara seenaknya Nadia. Walaupun aku berasal dari keluarga pas-pasan aku tidak berani menggunakan apa yang bukan milikku,” jawab Alya dengan kesal.
“Lantas kenapa uang itu bisa hilang Alya?” tanya Elvira.
“Aku juga tidak tau kenapa uang itu bisa hilang? Dari selepas dana itu selesai dikumpulkan uang itu tetap utuh, tetapi aku sempat curiga dengan Sandra yang pada saat tas ku ketinggalan di ruang OSIS disana aku lihat hanya ada Sandra sendirian, namun sepertinya tidak mungkin kalau Sandra yang mengambilnya karena Sandra kan berasal dari keluarga terpandang,” jawab Alya.
“Lantas uang itu kemana?” tanya Nadia sambil berpikir dimana kemungkinan uang itu berada.
“Hmmm...gimana kalau kita mencari tahu. Walaupun Sandra berasal dari keluarga terpandang bisa aja dia yang mengambilnya,” ujar Elvira.
“Tapi sepertinya tidak mungkin!” ujar Alya.
“Tapi kan tidak ada yang tidak mungkin,” jawab Elvira.
“Iya betul, bisa aja memang Sandra pelakunya,” sambung Nadia.
“Hmm..baiklah kalau begitu. Kita mulai mencari tahu dari mana?” tanya Alya.
“Aku punya ide! Gimana kalau kita mulai mencari tahu pada saat nanti acara ulang tahunnya Sandra,” sambung Elvira.
“Tapi gimana caranya?” jawab Alya.
“Sudah kamu tenang aja. Biar aku dan Nadia aja yang mencari tahu,” jawab Elvira.
“Baiklah kalau begitu. Terimakasih ya, kalian memang sahabat terbaikku,” kata Alya sambil merangkul kedua sahabatnya.
Tidak terasa lonceng bel pun berbunyi. Semua siswa kembali masuk ke kelasnya masing-masing. Hari pun berlalu, hingga tiba saatnya acara ulang tahun Sandra dimulai.
Ketika Alya dan kedua sahabatnya sudah sampai di acara ulang tahun Sandra, mereka langsung bergabung dengan teman-teman yang lain. Pada saat itu juga, Sandra sedang menjamu teman-temannya. Tiba-tiba Elvira ingin ke toilet. Namun pada saat itu toilet untuk tamu sedang dipakai dan akhirnya ada pelayan yang menunjukkan toilet lain yang ternyata bersebelahan dengan kamar Sandra dan tanpa sengaja Elvira melihat pintu kamar Sandra sedang terbuka. Tersirat dalam pikiran Elvira untuk mencari tahu dana yang hilang itu. Tanpa berpikir panjang Elvira langsung masuk ke dalam kamar Sandra untuk mencari tahu.
Sudut demi sudut dia mencari tahu. Hingga saatnya Elvira melihat sebuah kertas yang terletak dibawah bantal. Tanpa berpikir panjang, Elvira langsung mengambil kertas yang berada dibawah bantal itu. Elvira pikir itu adalah sebuah amplop yang berisi uang, tapi ternyata itu hanya amplop yang berisi kartu undangan ulang tahun Sandra yang masih tersisa banyak. Elvira pun segera kembali bergabung dengan teman-temannya. Acara pesta ulang tahun pun berlangsung. Tidak terasa acara demi acara telah mereka lewati. Hingga tiba saatnya pulang. Di perjalanan pulang, mereka sempat berbincang-bincang mengenai pencarian dana yang hilang itu.
“Alya, tanpa sengaja tadi aku masuk ke kamarnya Sandra untuk mencari uang itu dan ternyata aku tidak menemukan apa-apa,” cakap Elvira dengan penuh penyesalan.
“Yasudah tidak apa-apa” jawab Alya dengan wajah yang sedih.
“Alya sabar ya, kita pasti menemukan uang itu” Nadia menyemangati Alya.
Mereka segera pulang menuju rumahnya masing-masing. Tidak terasa hari itu pun tiba, dimana dana sumbangan itu akan diserahkan kepada korban bencana alam. Dengan wajah yang penuh kebingungan Alya berangkat sekolah. Setibanya di sekolah teman-temannya sedang berkumpul membicarakan Alya dan melihat Alya dengan tatapan yang aneh. Ia pun heran melihat sikap teman-temannya. ternyata ada seseorang yang menyebarkan berita itu. Dengan wajah yang sangat malu, Alya pun mencari kedua sahabatnya. Untungnya, sahabatnya tidak sama seperti teman yang lainnya yang bisa dipengaruhi orang lain. Alya pun menceritakan kepada sahabatnya. Sontak sahabatnya kaget mendengar kabar itu.
Dengan kebingungan Alya menghadap ke guru pembina OSIS, dan menceritakan masalah yang sedang dihapinya. Karena guru pembina OSIS mengetahui Alya adalah anak yang baik, maka guru pembina OSIS pun mengerti akan masalah yang sedang dihadapi Alya.
Setelah itu, guru pembina OSIS melakukan rapat dengan dewan sekolah dan guru yang lainnya. Sementara itu, Sandra menemui Taufik, dia ingin Taufik mengeluarkan Alya dari OSIS karena Alya mengambil uang itu. Tetapi Taufik tidak percaya dengan apa yang Sandra bicarakan. Jadi, dia tidak mau mengeluarkan bendaharanya yang teladan itu.
Tiba-tiba, muncul rasa curiga di hati Taufik, karena Sandra sangat ngotot ingin dia mengeluarkan Alya. Jadi dia ingin menyelidiki Sandra.
Keesokannya, Alya terus mendapat hinaan dari teman-temannya yang percaya kepada orang yang telah menyebarkan gossip bahwa Alya korupsi. Karena itu dia pun curhat dengan kedua sahabatnya dan terus mencoba untuk sabar.
Sejak gossip itu beredar, Taufik sering melihat Alya termenung. Mungkin saja Alya bingung jika ia harus mengganti uang itu, darimana ia akan mendapatkan uang sebesar itu. Diapun semakin kasihan kepada Alya dan akan terus menyelidiki Sandra.
Waktu pulang pun telah tiba. Taufik melihat Sandra sedang berkumpul dengan temannya dan membicarakan masalah dana yang hilang itu. Taufik pun diam-diam mendengarkan pembicaraan Sandra dengan teman terdekat Sandra. Ia mendengar bahwa Sandra berniat untuk menjebak Alya agar Alya bisa dikeluarkan dari sekolah dan dia juga mendegar bahwa dana yang hilang itu sebenarnya diambil oleh Sandra. Tanpa berpikir panjang, Taufik pun langsung melaporkannya kepada guru pembina OSIS dan dewan sekolah. Mereka semua terkejut karena ternyata Sandra yang menyebarkan berita Alya mengkorupsi uang itu dan Sandra pula yang mengambil uang itu.
Setelah mendengar itu semua guru pun langsung menegur Sandra dan meminta Sandra untuk mengembalikan uang tersebut. Dengan wajah yang sangat malu, Sandra mengakui kesalahanya dan segera mengembalikan uangnya. Alya pun senang melihatnya, karena selain uang itu dikembalikan, Sandra tetap mau mengakui kesalahanya. Ketika ditanya mengapa Sandra melakukan itu ia menjawab, ia melakukan itu karena ia iri dengan perhatian yang Alya selalu dapatkan dari guru maupun teman-teman dan Alya yang selalu mendapat nilai sedikit lebih dari nilai dia dan hanya Alya yang selalu dipuji. Alya kaget mendengar apa yang diucapkan baru saja oleh Sandra. Karena Alya anak yang rendah hati, dia pun juga meminta maaf kepada Sandra kalau dia telah membuatnya iri. Teman yang lain pun juga meminta maaf karena sudah mengejek Alya. Alya pun lega karena mereka sudah berdamai.
Setelah itu, guru pembina OSIS dan dewan sekolah langsung memberikan pengarahan kepada semua murid agar tidak mencotoh kejadian yang sudah dialami oleh Sandra. Guru pembina OSIS memberikan pesan-pesan moral agar semua muridnya mempunyai budi pekerti yang baik yang bisa di contoh oleh siswa yang lainnya. Sehingga mereka dapat menjadi siswa-siswi yang teladan dan berprestasi.
Nada Khairunnisa
8A
SMP YPVDP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar